FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Sebagai tindak lanjut lokakarya perencanaan program FORCLIME 4.0 di Papua Barat, tim FORCLIME melaksanakan pertemuan koordinasi bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat selaku anggota Tim Pengarah Program FORCLIME 4.0 pada tanggal 21 Juni 2021 di Manokwari, Papua Barat. Pertemuan dihadiri juga oleh perwakilan dari Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Koordinasi ini bertujuan untuk mendapatkan arahan Balitbangda Provinsi Papua Barat terkait pelaksanaan FORCLIME 4.0, serta mendapatkan informasi dan memahami kegiatan dan aktivitas yang telah dan akan dilaksanakan di Provinsi Papua Barat oleh pemerintah dan mitra–mitra pembangunan. Dalam pertemuan tersebut dibahas tiga poin utama, yaitu persiapan Simposium Internasional Flora Malesiana ke-12 di Manokwari, pembangunan museum dan pusat penelitian terkait keanekaragaman hayati, dan penyampaian informasi program doktoral yang merupakan kerja sama Universitas Indonesia dan Universitas of Freiburg Jerman tentang Basic Income.
Pelaksanaan Simposium Internasional Flora Malesiana merupakan kesempatan bagi FORCLIME untuk berbagi informasi terkait Studi Kesenjangan Mekanisme Bagi Hasil (Access and Benefit Sharing). Saat ini, FORCLIME yang diwakili oleh Nita Yohana telah dilibatkan dalam Kelompok Kerja (Pokja) Simposium Internasional Flora Malesiana ke-12. Wacananya, FORCLIME akan diberikan satu venue dalam acara tersebut.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang pengelolaan dan konservasi hutan, Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Salah satu kegiatan dalam Rencana Strategis FORCLIME 4.0 adalah mendukung pengembangan komoditas sagu dan massoi bersama Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Litbang LHK) Manokwari melalui program agroforestri dan pendampingan pada kampung binaan. Oleh karena itu, Tim FORCLIME melaksanakan koordinasi dengan Balai Litbang LHK Manokwari pada tanggal 21 Juni 2021 di Manokwari, Papua Barat. Pertemuan dihadiri juga oleh perwakilan dari Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pada pertemuan koordinasi tersebut, dibahas beberapa potensi kolaborasi dalam mengimplementasikan kegiatan FORCLIME 4.0, diantaranya melalui pelibatan LSM dan sektor swasta, atau melalui dukungan diseminasi hasil riset yang dihasilkan oleh Balai Litbang LHK Manokwari. Sebagai tindak lanjut, tim FORCLIME di Papua Barat akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Papua Barat, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Tambrauw dan KPHP Sorong Selatan untuk mengidentifikasi desa binaan potensial beserta jenis komoditas yang dimiliki.
“Kehadiran FORCLIME di Papua Barat merupakan suatu kehormatan bagi kami, dan kami mau bekerja sama untuk mendukung program–program yang akan dikerjakan di Papua Barat”, kata Bapak Pudja Mardi Utomo, Peneliti di Balai Litbang LHK Manokwari.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang pengelolaan dan konservasi hutan, Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Dalam rangka mempersiapkan program pendampingan pendidikan vokasi, khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan (SMK Kehutanan), FORCLIME mengadakan diskusi secara daring dengan program kerja sama bantuan Pemerintah Jerman lainnya, Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED) Project II, pada tanggal 06 July 2021. Salah satu focus Proyek ISED ini adalah pengembangan pendidikan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten. Selain itu, ISED juga melakukan pengembangan peran serta sektor swasta dalam pembangunan ekonomi dan ketenagakerjaan.
Diskusi tersebut menghasilkan masukan sebagai berikut:
1. Perlu didorong dilakukannya survei pasar tenaga kerja sektor kehutanan, baik sektor public maupun swasta. Hasil survei ini akan bermanfaat untuk memberi arah bagi SMK Kehutanan, perguruan tinggi dan lembaga Diklat dalam pengembangan program di masa depan;
2. Perlu adanya kegiatan link and match antara SMK Kehutanan dengan dunia tenaga kerja (user) yang dituangkan ke dalam kurikulum dan rencana pembelajaran (session plan);
3. Perlu dibangun Internal Quality Management di SMK Kehutanan guna menjamin kualitas layanan pendidikan;
4. Perlu penguatan Komite Sekolah yang melibatkan “user” (misalnya sektor swasta) sebagai wadah bermusyawarah untuk memajukan sekolah;
5. Perlu mengintegrasikan soft skills kedalam program-program pembelajaran di SMK
6. Pengembangan jejaring SMK Kehutanan di tingkat ASEAN, sebagai wadah pembelajaran bersama antar sekolah di negara-negara ASEAN.
Hasil diskusi di atas akan dibahas dalam pertemuan dengan SMK Kehutanan untuk merumuskan kegiatan konkret yang merupakan penjabaran dari isu-isu tersebut.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Manajer bidang strategis, pengembangan kapasitas SDM
Daniel Maertz, Advisor bidang Pendidikan Orang Dewasa dan Pelatihan
Didukung oleh: | |