FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Sejak tahun 2019, FORCLIME telah mengadakan program magang bagi mahasiswa dari universitas di Tanah Papua. Pada periode tahun 2023, FORCLIME menyelenggarakan program magang bagi tujuh mahasiswa dari empat universitas di Tanah Papua, yakni Universitas Papua, Universitas Cenderawasih, Universitas Ottow Geissler Papua dan Universitas Musamus. Sebelum diterjunkan ke lapangan untuk terlibat langsung dengan pelaksanaan kegiatan FORCLIME, pada mahasiswa magang mendapatkan pelatihan pengenalan (introductory workshop) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya terkait dengan kegiatan FORCLIME. Program magang ini dilaksanakan selama enam bulan, mulai 3 Oktober 2023 sampai 4 April 2024.
Sebelum berakhir waktu magang, para mahasiswa magang mempresentasikan apa yang mereka dapat selama magang. Sesi ini juga merupakan ajang evaluasi bagi FORCLIME dalam menyelenggarakan program magang. Presentasi ini dibagi menjadi empat batch, mulai dari tanggal 22 – 28 Maret 2024, dengan jadwal dan presenter sebagai berikut:
1. Hana Soakakone dan Pradista Dwi Saputri dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Cenderawasih (22 Maret 2024).
2. John B. Hassor dan Sdr. Yosina Demetouw dari Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian, Kehutanan dan Ilmu Kelautan Universitas Ottow Geissler Papua (25 Maret 2024).
3. Adi Prasetyo dari Universitas Musamus (25 Maret 2024).
4. Papua Pastimair Deijka Peday dan Rizal dari Fakultas Kehutanan Universitas Papua (28 Maret 2024).
“Dengan adanya program magang, mahasiswa tidak hanya belajar pada bangku kuliah tetapi juga pada saat magang. Sehingga lebih mengenal dunia kerja dan juga menjadi pengalaman bagi universitas untuk terus belajar apa yang sudah dilakukan oleh FORCLIME, artinya ada masukan juga untuk universitas untuk berbenah sesuai dengan perkembangan isu kehutanan dan juga lingkungan, seperti yang sudah dilakukan FORCLIME”, kata Wakil Dekan 3 Universitas Papua, Dr. Petrus A. Dimara, S.hut, M.Sc.
Para dosen dari masing-masing universitas menyampaikan apresiasi atas program magang yang dilaksanakan oleh FORCLIME. Dari presentasi yang disampaikan mereka menilai bahwa peserta magang mendapat kesempatan untuk mempraktikan ilmu dari kampus saat mengikuti magang.
“Terima kasih kepada GIZ atas kerja sama dengan Universitas Cenderawasih yang telah diinisiasi sejak tahun 2019. Kami melihat anak-anak telah melakukan tugasnya dengan baik dan mereka terlihat lebih percaya diri. Hal lain yang penting disampaikan adalah alumni magang FORCLIME cepat dapat pekerjaan setelah lulus“, kata Dr. Noper Tulak, dosen dari Universitas Cenderawasih.
Selanjutnya para dosen yang hadir juga menyampaikan harapannya agak program magang ini akan terus berlanjut karena manfaatnya yang sangat besar. Selain itu, mereka juga berharap agar pelaksanaan program magang disesuaikan dengan jadwal universitas, sehingga tidak mengganggu jalannya perkuliahan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Anna Manyakori, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Otniel Effruan, Junior Advisor bidang Pengelolaan dan Konservasi Hutan Papua Barat Daya.
Edy Marbyanto, Manajer Bidang Strategis, Pengembangan Kapasitas SDM
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Tanah Papua
Dalam upaya mendukung pelaksanaan gerakan nasional Program Kampung Iklim (ProKlim), FORCLIME mendukung Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi untuk melaksanakan program tersebut. ProKlim merupakan program nasional yang diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Program ini dimaksudkan untuk mendorong upaya aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak. KLHK menargetkan terbentuknya kampung iklim (ProKlim) sebanyak 20.000 desa sampai dengan akhir tahun 2024.
Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Cagar Biosfer Lore Lindu (CBLL). Dalam rangka mendukung penguatan kawasan penyangga CBLL, FORCLIME memfasilitasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi untuk melakukan penilaian terhadap desa-desa yang diusulkan untuk menjadi Kampung ProKlim. Penilaian ProKlim ditujukan pada desa yang telah melaksanakan aksi iklim dalam waktu dua tahun terakhir dan telah memiliki kelompok penanggung jawab. Salah satu desa yang diusulkan adalah Desa Baliase. Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup melakukan penilaian atas kegiatan-kegiatan terkait aksi iklim di Desa Baliase pada tanggal 19 Maret 2024. Desa Baliase merupakan satu dari 15 desa yang dilakukan penilaian tahap I untuk diusulkan mendapatkan Penghargaan ProKlim tahun 2024.
Desa Baliase telah melakukan aksi-aksi iklim (climate actions), antara lain:
- Pengendalian kekeringan, banjir dan longsor dengan adanya irigasi, sumur, tandon, penampungan air.
- Pencegahan dan pengendalian penyakit dengan melaksanakan 3M (menguras, menimbun, menutup), pengelolaan ikan dalam kolam warga, dan melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
- Peningkatan tutupan vegetasi melalui kegiatan penghijauan dengan menanam pohon di setiap pekarangan rumah.
Selanjutnya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi akan memproses pengusulan Desa Baliase sebagai Kampung ProKlim sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim P4./2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Kampung Iklim.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Muhammad Yusuf, Advisor, Perhutanan Sosial dan Pengelolaan Hutan Lestari
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah
Dalam rangka membantu penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas pengurus Masyarakat Hukum Adat (MHA) Topo Moma Toro, MHA Topo Uma Moa dan MHA Ngata Katuvua To Lindu yang berada di sekitar Taman Nasional Lore Lindu, FORCLIME bersama mitra di Sulawesi Tengah, termasuk Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) Sulawesi Tengah, serta Karsa Institute, suatu lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat termasuk penguatan ekonomi kerakyatan, mengadakan kunjungan belajar (study visit) ke Hutan Adat Alas Kedaton dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukit Pohen di Tabanan serta Desa Adat Penglipuran dan KTH Glagah Linggah di Bangli, Provinsi Bali. Kunjungan studi tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 – 17 Maret 2024, yang diikuti oleh belas orang yang mewakili MHA Topo Moma Toro, MHA Topo Uma Moa, MHA Suaka Katuvua To Lindu, Karsa Institute, BRWA Sulawesi Tengah, Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu serta GIZ. Delegasi ini diterima dengan baik oleh Kepala Bidang Pengembangan, Pemanfaatan, Penggunaan, Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, bapak Hesti Sagiri, S.Hut.
Mengapa Bali? Dari hasil diskusi dengan para pihak, diketahui bahwa pengelolaan hutan adat di Bali memiliki kesamaan pandangan dengan MHA di Sulawesi Tengah. Adanya kesesuaian budaya masyarakat yang memadukan antara pemerintah dan masyarakat adatnya, baik dalam hal memadukan antara aturan pemerintah dan aturan adat maupun pembagian peran antara kepala desa dinas dan ketua lembaga adat di desa. Bali dikenal sebagai daerah yang memiliki budaya dan tradisi yang dipegang kuat dan diterapkan dalam kesehariannya. Pengelolaan hutan adat di Bali berdasarkan kearifan lokal yang memainkan peran penting dalam perlindungan dan melestarikan kenekaragaman hayati. Hal-hal tersebut yang menjadikan pertimbangan lokasi diadakannya study visit ini.
Setelah kunjungan studi, beberapa kegiatan akan dilakukan dengan mengintegrasikan hasil pembelajaran dari kunjungan yang telah dilakukan, antara lain:
1. Penyusunan draft Rencana Kelola Perhutanan Sosial Hutan Adat MHA Topo Moma Toro dan MHA Topo Uma Moa, yang akan didampingi oleh Karsa Institute.
2. Penyesuaian Rencana Kelola Perhutanan Sosial Hutan Adat MHA Ngata Katuvua To Lindu, yang akan didampingi oleh BRWA Sulawesi Tengah.
3. Penyelenggaraan Lokakarya Rencana Kelola Hutan Adat MHA Topo Moma Toro, MHA Topo Uma Moa dan MHA Ngata Katuvua To Lindu, yang direncanakan akan diadakan pada bulan Juli 2024.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Arif Hidayat, Advisor Junior bidang Kehutanan dan Keanekaragaman Hayati
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah
Didukung oleh: | |