FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu melaksanakan kerja sama kemitraan konservasi dengan desa-desa di sekitar kawasan melalui Lembaga Pengelola Konservasi Desa (LPKD) yang dibentuk oleh kepala desa. Adanya kerja sama kemitraan konservasi merupakan wujud pemberian hak kepada masyarakat di sekitar Taman Nasional Lore Lindu untuk mengakses pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK), budidaya tradisional dan pemanfaatan jasa lingkungan. Sampai tahun 2021 Balai Taman Nasional Lore Lindu telah menjalin kerja sama kemitraan konservasi dengan 56 desa di sekitar kawasan taman nasional.
Dalam rangka membahas capaian, tantangan dan rencana kegiatan yang akan datang, Balai Taman Nasional Lore Lindu mengadakan lokakarya untuk mengevaluasi kesepakatan konservasi yang ditandatangani pada tahun 2019. Acara yang dibuka oleh Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional wilayah III Poso, Bapak Eko Purwanto, S. Hut., dilaksanakan pada tanggal 25 – 25 April 2022 di Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dalam lokakarya ini dievaluasi kerja sama konservasi di lima desa di Kecamatan Lore Tengah dan empat desa di Kecamatan Lore Piore. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi permasalahan, serta antisipasi pemecahan masalah dalam pelaksanaan kemitraan konservasi masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh LPKD saat mendapat dukungan pendanaan antara lain sebagai berikut:
Dalam lokakarya juga didiskusikan cara mengatasi hambatan/tantangan maupun rencana tindak lanjut, antara lain:
1. Mengaktifkan sekertariat serta menyegarkan kembali kepengurusan.
2. Kepala Resort diminta untuk membuat penyampian berjenjang kepada Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu.
3. Meningkatkan sosialisasi penyadartahuan kepada masyarakat tentang program Kemitraan Konservasi.
4. Membuat jadwal kegiatan pelatihan secara rutin untuk menarik minat generasi muda.
5. Mencari jaringan dan mitra pemasaran produk hasil hutan bukan kayu.
6. Mengidentifikasi produk unggulan untuk dipasarkan secara bersama. Salah satu komoditi yang punya potensi di wilayah Lore adalah kopi. Saat ini GIZ memfasilitasi jaringan pemasaran dengan Catur Coffee.
7. Studi banding ke Jogja untuk belajar budidaya jamur mengingat tingginya potensi jamur di daerah dan untuk menganyam kerajinan (Eha).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Fikty Aprilinayati, Advisor Bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengelolaan Cagar Biosfer
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah
Dalam rangka mendukung Provinsi Papua Barat sebagai tuan rumah side event G20 terkait dengan pemuda (Y20) dan gender (W20), Universitas Papua bersama dengan FORCLIME mengadakan talkshow dan pameran di Manokwari, Papua Barat. Tema talkshow Y20 adalah Supporting Papua’s green future, sedangkan tema talkshow W20 adalah Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Lestari di Tanah Papua. Kedua acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 Mei dan 21 Mei 2022 di Arboretum Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat.
Ada dua sesi dalam Talkshow Y20, sesi pertama mengusung topik berbagi pembelajaran terkait dengan Program Magang FORCLIME bagi mahasiswa dari universitas di Tanah Papua sebagai sarana belajar praktik menerapkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di kampus, dan belajar mengenal dunia kerja. Program magang ini telah dilakukan sejak tahun 2019 dan merupakan salah satu upaya FORCLIME dalam mendukung pembangunan hijau di Tanah Papua.
Pembicara yang dihadirkan dalam acara talkshow tersebut adalah alumni magang FORCLIME yang saat ini telah bekerja dan beraktivitas di bidang riset, pembangunan hutan pendidikan, program hutan dan perubahan iklim di Tanah Papua.
Peserta Talkshow Y20 sekitar 384 orang, yang merupakan mahasisawa di perguruan tinggi di Provinsi Papua Barat, seperti Universitas Papua, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum, komunitas pemuda, organisasi pemuda, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, dan beberapa dinas Pemerintah Kabupaten Manokwari.
Calvin Wambrauw, alumni Fakultas Kehutanan Universitas Papua yang juga alumni Program Magang FORCLIME tahun 2020, yang saat ini bekerja sebagai staff di salah satu LSM di Biak, menyampaikan bahwa dari magang FORCLIME mendapatkan banyak pembelajaran dan pengetahuan sehingga dapat digunakan dan diterapkan ketika memimpin tim kerja di tempat kerjanya saat ini.
“Bukan hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, magang di FORCLIME juga memberikan kesempatan kepada saya melihat secara langsung bagaimana dunia kerja sebenarnya. Contohnya, saya berkesempatan ikut serta dalam kegiatan meeting internal Penyusunan Annual Workplan FORCLIME di Sentul, Bogor”, kata Desi Barangkea, alumni Program Magang FORCLIME tahun 2021 dari Fakultas Kehutanan Universitas Papua. Menurut Desi, ini untuk pertama kali dia ikut terlibat dalam suatu kegiatan penyusunan dokumen penting dengan diikutsertakan secara penuh tanpa memandang status magang dan mendapatkan kesempatan yang sama dengan staf FORCLIME baik dalam menyuarakan pendapat, memberi masukan dan saran. Sebagai bonusnya, Desi sangat bahagia karena dapat kesempatatan menginjakan kaki di Ibukota Negara Indonesia, Jakarta, untuk pertama kalinya. Ditambahkan Desi, selama ini dia tidak terlalu memprioritaskan belajar Bahasa Inggris, namun dengan mengikuti program magang memberikan dorongan untuk dapat menguasai Bahasa Inggris agar dapat bersaing di dunia kerja, seperti yang dia saksikan selama magang di FORCLIME.
Sesi kedua dalam Talkshow Y20 menampilkan topik Pemuda Inspiratif di Provinsi Papua Barat. Sesi ini menampilkan pemuda-pemuda yang telah berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat di Papua Barat. Para pihak yang tampil dalam sesi ini termasuk Papua Muda Inspiratif, Pemuda Gereja dan Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Papua, serta Komunitas Suka Membaca Provinsi Papua Barat. Dalam talkshow ini mereka berbicara untuk mengembangkan Papua Muda yang inspiratif, kontribusi Pemuda Gereja dalam mendukung pendidikan pemuda, serta membagi semangat dalam berbagi untuk pendidikan di Tanah Papua.
Talkshow W20 menampilkan topik Birokrasi dan Peran Kaum Perempuan, dan Peran Perempuan dalam Pemanfaatan Hutan di Tingkat Tapak. Dalam sesi ini, tampil tiga perempuan sebagai narasumber, yaitu perwakilan dari Bappeda Provinsi Papua Barat berbicara mengenai perencanaan responsif gender dan budgeting di Papua Barat; perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat menyampaikan program yang didorong dalam menunjang pemberdayaan perempuan melalui pendidikan di Provinsi Papua Barat. Dan perwakilan dari Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat yang berbagi pengalaman terkait dengan peran perempuan dalam pengelolaan hutan lestari.
Peserta Talkshow W20 sekitar 320 orang, yang mewakili organisasi dan komunitas perempuan di Provinsi Papua Barat, mahasiswa, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat dan beberapa dinas Pemerintah Kabupaten Manokwari.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Papua Dr. Jonni Marwa, S.Hut., M.Si., sebagai tuan rumah Talkshow Y&W20, menyampaikan terima kasih kepada GIZ yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa Fakultas Kehutanan untuk magang di FORCLIME. Harapannya, kegiatan ini selain menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peserta magang juga turut mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal Pengabdian Kepada Masyarakat.
Sementara itu, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat yang menjadi pembicara Talkshow W20 menyampaikan bahwa peran perempuan dalam pengelolaan hutan tidak dapat dikesampingkan. Karena yang bekerja mengambil hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga adalah perempuan, serta perempuan pulalah yang akan menghasilkan generasi muda yang perduli dengan alam. Harapannya hasil diskusi yang menghasilkan pikiran-pikiran baik ini dapat dimasukkan dalam rekomendasi untuk dibawa dalam pertemuan G20 di Bali pada bulan Oktober 2022. Dalam sesi yang sama, pembicara dari Tokoh Adat Perempuan Kampung Bikar, Mama Yusmina Yekwam, menyampaikan bahwa perempuan di Kampung Bikar sudah memahami pentingnya menjaga hutan. “Kami hanya mengambil hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, serta melakukan penananam di lahan-lahan yang membutuhkan”, kata mama Yusmina Yekwam.
Mereka sangat paham, merekalah garda terdepan untuk melindungi dan menjaga hutan.
Selama acara dua hari tersebut, juga dilaksanakan pameran yang melibatkan kelompok pemuda dan perempuan di Papua Barat. Mereka menampilkan hasil hutan bukan kayu yang diproduksi oleh UMKM dan mama-mama Papua Barat.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua
Sebagai tindak lanjut diskusi tahun lalu, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manokwari menerbitkan hasil-hasil penelitian terkait dengan hasil hutan bukan kayu. Penerbitan publikasi hasil penelitian tersebut, didukung FORCLIME, diserahterimakan dari Direktur Program FORCLIME kepada Kepala BP2LHK, Solichin, SH., pada tanggal 19 Mei 2022 di kantor BP2LHK di Manokwari, Papua Barat. Ada lima publikasi dengan judul, sebagai berikut:
- Keanekaragaman Flora Taman Wisata Alam Gunung Meja Papua Barat,
- Masoi – Informasi Hasil Penelitian di Tanah Papua,
- Etnobotani Tumbuhan Hutan sebagai Tanaman Obat di Papua,
- Tanaman Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) – Berbagai varietas di Demplot Koyani dan Produksinya, dan
- Potensi Ekowisata Arboretum Inamberi, Papua Barat.
Buku-buku tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam pembangunan ekonomi dan pembuatan kebijakan untuk mendukung berlangsungnya proses pengelolaan hutan lestari melalui berbagai pendekatan, termasuk Skema Perhutanan Sosial di Papua Barat.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang penghidupan (livelihood) pedesaaan, pengelolaan dan konservasi hutan
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Didukung oleh: | |