FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dalam rangka mendorong terciptanya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang mandiri, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan FORCLIME menyelenggarakan pelatihan mengenai Kewirausahaan dan Pengembangan Bisnis Kesatuan Pengelolaan Hutan pada tanggal 3-7 September di Putussibau, Kalimantan Barat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengidentifikasi peluang bisnis, analisis rantai nilai dan menyusun rencana bisnis komoditi hasil hutan bukan kayu terpilih. Peserta pelatihan, 31 orang, mewakili KPH Kapuas Hulu Utara, KPH Kapuas Hulu Timur, KPH Kapuas Hulu Selatan, Lembaga Pengelola Hutan Desa, Penyuluh Dinas Kehutanan, Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum, dan LSM setempat.
Dalam pelatihan ini peserta mengidentifikasi hasil hutan bukan kayu dari wilayah KPH yang akan dijadikan bisnis unggulan. Sebagai rangkaian dari pelatihan ini, peserta mengunjungi industri pengolahan tengkawang serta depo pengumpulan karet. Selama kunjungan, peserta juga melakukan wawancara kepada petani, pengumpul, dan pedagang pada masing-masing tahapan rantai bisnis pengolahan tengkawang dan karet. Kedua komoditi tersebut merupakan komoditi potensial khas Kalimantan Barat dan mempunyai nilai ekonomis yang kompetitif.
Sebagai tindak lanjut pelatihan ini, para peserta akan dibimbing (coaching) saat penyusunan rencana bisnis, selain itu juga akan diberi pelatihan lanjutan.
Untuk informasi lanjut, silakan hubungi:
Jumtani, Koordinator Provinsi Kalimantan Barat
Edy Marbyanto, Manajer bidang strategis, Pengembangan SDM
FORCLIME kembali mengadakan pertukaran ahli kehutanan Indonesia dan ahli kehutanan Jerman melalui kunjungan ke Jerman pada tanggal 27 Agustus hingga 4 September. Kunjungan diikuti oleh 14 peserta yang mewakili Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara, Barat dan Timur. Tahun ini tujuan kunjungan adalah Jerman Utara dan Timur yang merupakan lokasi rehabilitasi hutan. Selama kunjungan dilakukan dialog menyangkut topik-topik: latar belakang sejarah penghutanan kembali di Eropa Tengah, pengadaan bibit pohon, pengelolaan pembibitan pohon hutan dan reforestasi lahan kritis termasuk pasca penambangan. Topik-topik tersebut dipilih untuk mendemonstrasikan pendekatan dan solusi teknis yang dilakukan ahli kehutanan Jerman, agar dapat menginspirasi dan mendorong diskusi tentang masalah rehabilitasi lanskap hutan di Indonesia. Selain itu, juga disampaikan kerangka kerja hukum dan pengaturan administrasi hutan di Jerman serta struktur dan prosedur Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Lower Saxony, salah satu negara bagian di Jerman. Dari hasil dialog para ahli dari kedua negara, ternyata tantangan secara umum dalam pengelolaan hutan lestari di Jerman dan di negara yang padat penduduk adalah sama meskipun kondisi kerangka kerja dan rincian teknisnya sangat berbeda.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Lutz Hofheinz, Advisor senior bidang kesatuan pengelolaan hutan
Pipin Permadi, Advisor bidang kebijakan kehutanan dan perencanaan strategis
Dalam rangka pemanfaatan lestari hasil hutan bukan kayu, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat mengadakan lokakarya mengenai Kebijakan Pemanfaatan dan Tata Niaga Hasil Hutan Bukan Kayu ‘Tengkawang’ pada tanggal 30 Agustus di Pontianak. Hadir 31 peserta lokakarya, termasuk perwakilan dari unit pelaksana teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penggiat dan petani tengkawang di Kalimantan Barat. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, FORCLIME dan Jaringan Tengkawang Kalimantan.
Lokakarya ini bertujuan untuk mendiskusikan kebijakan terkait tata niaga tengkawang. Selain itu, pertemuan ini juga untuk berbagi pengalaman Jaringan Tengkawang Kalimantan dalam pengolahan dan pemasaran tengkawang.
Buah tengkawang memiliki nilai ekonomis serta memiliki arti penting bagi masyarakat lokal, yang menganggap pohon tengkawang (Shorea sp) sebagai pohon kehidupan, bijinya dapat diolah menjadi minyak nabati, yang turunannya dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makanan, pelumas, lilin, obat dan kosmetik. Pohon tengkawang/meranti yang merupakan tanaman endemik Kalimantan Barat adalah jenis meranti merah (Shorea stenoptera).
Hasil lokakarya, selain data dan informasi mengenai produksi tengkawang dari berbagai tempat di Kalimantan Barat, peserta juga memberikan beberapa rekomendasi terkait dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Dalam peraturan sebelumnya (PP 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa), pohon tengkawang termasuk species yang dilindungi, tetapi tidak dalam peraturan menteri tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Jumtani, Koordinator Provinsi Kalimantan Barat
Didukung oleh: | |