Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, didukung FORCLIME, menyelenggarakan lokakarya tentang Pengelolaan Cagar Biosfer untuk Pembangunan Berkelanjutan pada 20-22 Agustus 2019 di Bogor, Jawa Barat. 70 peserta hadir mewakili Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, LIPI, LSM, kelompok tani, swasta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan termasuk Taman Nasional, dan Bappenas.
Selama lokakarya, peserta mempelajari praktik-praktik terbaik pengelolaan cagar biosfer lain di Indonesia dan di tingkat global. Setelah diskusi dua hari, peserta lokakarya sepakat mengelola sumber daya alam di Cagar Biosfer untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Kapuas Hulu. Pelaksanaannya harus dengan cara yang berkelanjutan dan optimal berdasarkan ilmu pengetahuan, dan dengan menjunjung tinggi kearifan lokal dan keberlanjutan lanskap.
Para pihak berkomitmen melakukan tindakan, termasuk: membangun platform multi-pihak; berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lebih luas dalam mengembangkan peta jalan (roadmap); bekerja dengan masyarakat, lembaga dan pemerintah, baik di tingkat pusat dan daerah; memastikan produk dan layanan lingkungan dari Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu (BKDSKH) dapat ditelusuri kembali ke sumbernya, bebas dari deforestasi, seraya memastikan kelestarian hutan alam, cadangan karbon tinggi, nilai konservasi, dan hak-hak masyarakat dan mata pencaharian, selain itu, bekerja dengan pemerintah, donor, pasar, lembaga keuangan dan LSM untuk menciptakan mekanisme pendanaan yang tepat.
Lokakarya diakhiri dengan kunjungan ke Kampung Sarongge (Kabupaten Cianjur, Jawa Barat), yang merupakan zona penyangga Cagar Biosfer Cibodas. Peserta juga berkesempatan melihat beberapa kegiatan sosial ekonomi yang diawasi oleh Taman Nasional Gede Pangrango.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Wandojo Siswanto, Manajer bidang strategis, Kebijakan Kehutanan
Mohamad Rayan, Advisor, Cross Cutting Issues