Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat saat ini mengelola 28 kawasan konservasi yang tersebar di dua provinsi: Papua Barat dan Papua Barat Daya. Untuk meninjau efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, BBKSDA Papua Barat melakukan penilaian diri (self-assessment) dengan menggunakan metoda Management Effectiveness Tracking Tool (METT). Lima kawasan konservasi telah melakukan self-assessment pada bulan Agustus tahun lalu. Pada tahun 2024 ini, didukung FORCLIME, BBKSDA Papua Barat melakukannya untuk lima cagar alam (CA) dan dua taman wisata alam (TWA), yaitu: CA Waigeo Barat, CA Waigeo Timur, CA Pulau Batanta, CA Pulau Kofiau, CA Laut Kofiau, TWA Sorong dan TWA Klamono. Kegiatan self-assessment ini dilaksanakan pada tanggal 16 hingga 18 Oktober 2024 di Kota Sorong, dan dipimpin oleh Kepala Bidang Teknis BBKSDA, bapak Tasliman, S.P., M.P., serta dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing kawasan konservasi yang terlibat.
Dalam pelaksanaan self-assessment ini, peserta dibagi ke dalam tujuh kelompok sesuai dengan jumlah kawasan konservasi yang akan dinilai. Tiap kelompok harus mengisi lembar isian dalam format MS Excell, yaitu: Lembar data, lembar ancaman, lembar penilaian dan lembar rekomendasi, serta resume.
Setelah penilaian dan penyusunan resume dilakukan, kemudian ditindaklanjuti dengan penyampaian resume kepada Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang akan mengeluarkan surat keputusan hasil penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, selain itu, memberikan arahan tindak lanjut yang harus dilakukan. Pelaksanaan dari arahan tersebut akan diikuti dengan pemantauan (monitoring) berkala, untuk memastikan kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Otniel Effruan, Advisor bidang Pengelolaan dan Konservasi Hutan Papua Barat Daya.
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Tanah Papua