Provinsi Papua memiliki sumberdaya hayati yang sangat tinggi dan beragam dan dapat dijumpai di berbagai tipe ekosistem mulai dari terumbu karang, estuaria, rawa, danau, savana, dataran rendah, dataran tinggi sampai ke daerah alpin. Dari sebaran tipe ekosistem tersebut membuat sumber daya hayatinya menjadi spesifik dan unik. Menurut perkiraan para ahli, Papua memiliki sekurang-kurangnya 11.000-20.000 jenis tumbuhan pembuluh, 191 jenis mamalia, 346 jenis reptilia dan amphibi, 552 jenis burung, 151 jenis ikan air tawar, dan diperkirakan 300.000 jenis serangga.
Sebagai bentuk tata kelola pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/KPTS-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan koordinasi bersama para pihak terkait mengenai tata kelola pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar. Oleh karenanya, BBKSDA mengadakan diskusi terfokus (FGD) pada tanggal 24 Oktober 2023 di Kota Jayapura. Acara tersebut dibuka oleh Kepala BBKSDA Papua, A.G Martana, S.Hut,.MH., dan dihadiri oleh para pihak terkait dengan pemanfaatan dan peredaran tumbuhan dan satwa liar, termasuk: Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jayapura, Polda Papua, TNI AL, Angkasa Pura Jayapura, PT. Pelindo Jayapura, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, Kejaksaan Negeri Jayapura, Pangdam XVII Cenderawasih, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Pengadilan Tinggi Jayapura, Komandan Lantamal Jayapura, serta mitra pembangunan Provinsi Papua termasuk FORCLIME. Tujuan FDG ini adalah untuk:
1. Meningkatkan koordinasi bersama para pihak dalam meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengendalian peredaran tumbuhan dan satwa liar, baik keluar maupun masuk ke Provinsi Papua.
2. Tercapainya kesepahaman bersama terkait penanganan dan pencegahan peredaran tumbuhan dan satwa liar secara ilegal.
Hasil dari FGD ini adalah Deklarasi Papua yang berisi komitmen lintas para pihak dalam mendukung penanganan jaringan ilegal peredaran tumbuhan dan satwa liar di Provinsi Papua.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
John Hassor, siswa magang dari Universitas Ottow Geissler Papua
Anna Manyakori, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Ruben Yogi, Advisor Junior bidang GIS dan Pementaan
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Tanah Papua