Balai Taman Nasional Wasur bersama dengan FORCLIME telah melakukan survei lapangan untuk mengidentifikasi potensi dan kondisi sosial-budaya masyarakat sebagai dasar pemilihan kampung binaan dalam rangka pengelolaan hutan lestari, termasuk pemanfaatan hasil hutan bukan kayu oleh masyarakat adat. Survei telah dilaksanakan dengan kunjungan lapangan ke lima kampung di wilayah dan sekitar Balai Taman Nasional Wasur pada bulan November lalu. Untuk membahas hasil survei lapangan dan menetapkan kampung binaan, Balai Taman Nasional (TN Wasur) mengadakan pertemuan untuk berkoordinasi dengan mitra-mitra pembangunannya, termasuk FORCLIME, pada tanggal 7 Desember di Merauke, Papua.
Kampung-kampung tersebut nantinya akan menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan bersama TN Wasur dan FORCLIME. Kampung binaan tersebut diharapkan akan menjadi model dalam pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam oleh masyarakat adat.
“Bersyukur untuk program yang sejauh ini sudah dilaksanakan bersama FORCLIME, semoga dengan adanya dukungan ini, kegiatan pengembangan masyarakat akan lebih optimal dilakukan”, kata Kepala Balai Taman Nasional Wasur, bapak Yarman, S.Hut, MP.
Risalah pertemuan ini kemudian akan disampaikan ke kantor pusat FORCLIME untuk kemudian dilaporkan kepada Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai project executing agency FORCLIME.
Langkah selanjutnya adalah merumuskan program kegiatan di kampung binaan serta menentukan model pendampingannya.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua