Pengarusutamaan gender (PUG) dalam pembangunan dimulai dari proses perencanaan dan penganggarannya. Dokumen rencana dan anggaran dengan perspektif gender yang jelas akan mampu mengakomodasi keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperolah akses, manfaat, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan untuk menikmati hasil pembangunan. Salah satu alat analisis gender dalam tahapan perencanaan dan penganggaran adalah Gender Analysis Pathway (GAP) dan Gender Budget Statement (GBS).
Sub Pokja PUG Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mendorong pengimplementasian PUG di level kebijakan, program dan kegiatan dengan mendorong seluruh dokumen kebijakan menjadi dokumen yang memiliki perspektif gender. Atas dasar hal tersebut, FORCLIME mendukung Sub Pokja PUG BP2SDM dalam menyelenggarakan pelatihan penyusunan GAP dan GBS untuk kegiatan dan program BP2SDM tahun 2022.
Pelatihan dilaksanakan secara daring pada Kamis-Jumat, 9-10 Desember 2021, dan dihadiri oleh 77 peserta dari satuan kerja (Satker) BP2SDM dan Balai Taman Nasional Wasur. Pelatihan dibuka oleh Drs. Ade Palguna, Sekretaris BP2SDM, yang menyampaikan harapannya untuk terus mengembangkan kegiatan PUG dan mencetak champion melalui training of trainer PUG. Sambutan juga diberikan oleh Dr. Ir. Apik Karyana, M.Sc. selaku Kepala Biro Perencanaan KLHK yang menyampaikan pentingnya penerjemahan konsep PUG ke dalam kegiatan yang konkret.
Pelatihan difasilitasi oleh Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si., Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Sebelas Maret.Pada hari pertama, materi yang diberikan meliputi teori perencanaan penganggaran yang responsif gender, pengenalan GAP, pengenalan GBS, dan formulasi pengisian lembar GAP. Pada hari kedua, pelatihan berfokus pada praktik memeriksa GAP yang disusun oleh Satker BP2SDM. Satker yang terpilih untuk dijadikan contoh pembahasan adalah Badan Diklat LHK Pematangsiantar dan SMK Kehutanan Negeri Samarinda. Melalui praktik ini, peserta dapat berdiskusi secara aktif dan mendapatkan kiat-kiat penyusunan GAP yang tepat sasaran untuk mengatasi isu gender yang ada.
“Ke depannya BP2SDM perlu memiliki data yang lengkap dari sasaran peserta kegiatan kita, sehingga baseline dan target pembangunan yang responsif gender dapat terukur dengan jelas”, kata Agus Setyawan, perwakilan dari Sekretariat BP2SDM.
Sebagai tindak lanjut, di tahun 2022 rencananya akan dilaksanakan pelatihan terkait GBS yang didahului dengan memeriksa GAP seluruh Satker.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Manajer Bidang Strategis Pengembangan SDM
Nurdita Rahmadani, Advisor Junior Bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan